Kamis, 03 Mei 2012

Ir. Udhiono Pudjisaroso

Dalam hidup. saya yakin semua orang pasti memiliki seseorang yang dikagumi, yang memberikan inspirasi kepada orang tersebut. Dan buat saya, salah satu orang yang saya kagumi, yang menginspirasi saya adalah atasan saya (Manager Teknik) yang sudah meninggal, Alm. Ir. Udhiono Pudjisaroso.

Dia bukan seorang insinyur terkenal seperti Pak Wiratman, Rooseno atau yang lainnya. Dia adalah pensiunan Bina Marga (kalo gak salah) yang kemudian bekerja di tempat saya bekerja sebagai Manager Teknik. Pesan pertama yang beliau sampaikan kepada saya saat pertama kali bertemu adalah agar saya banyak tersenyum. Terus terang Mood saya sedang tidak bagus saat itu, saya baru saja dihadapkan pada pribadi yang penuh dengan kebohongan dan sandiwara, sehingga saya merasa perlu hati-hati dan waspada terhadap orang baru yang belum jelas kepribadiannya.

Pak Uce (panggilan akrab Alm. Ir. Udhiono Pudjisaroso) telah beberapa kali memberikan "wejangan" kepada saya, salah satunya yang hingga saat ini saya pegang dalam hidup saya adalah ideologinya tentang "Rumah". Yup.. Rumah, sebuah kata yang sederhana, tapi beliau mampu menerjemahkan kepada saya makna yang mendalam dari sebuah kata "Rumah".

Ceritanya adalah waktu itu, saya sedang berusaha untuk mengajukan KPR rumah namun karena beberapa hal, saya agak kesulitan mencari Bank yang mau memberikan Kredit Pemilikan Rumah tersebut, sampai 3 kali interview dengan pihak Bank, yang ketiga baru bisa.

Saat mengajukan ijin interview dengan pihak Bank, pak uce nanya, kok interview lagi, bukannya kemarin dah interview.. saya bilang, mungkin karena saya grogi pak saat interview jadi pihak banknya gak percaya sama jawaban saya, soalnya semua jawaban saya di up makanya gagal terus.

pas ditanya dah berapa tahun kerja, saya jawab 3 tahun, padahal baru 2 tahun. Pas ditanya jabatan saya apa, saya jawab Site Manger padahal saya pengawas, pas ditanya gaji saya berpa, saya jawab 8 juta padahal gak segitu, nah semua jawabannya kan bohong semua tuh, jadinya saya grogi pak, takut ketahuan...

kira2 begitulah percakapan saya waktu itu, akhirnya beliau bilang...
"Duh her..her.. saya bukan ngajarin kamu bohong yah, tapi bohongnya kamu saya dukung,,, saya juga dulu begitu, saya ditawarin atasan saya, "ce. lo mau gak gw DP-in rumah tapi bulanannya lo yg bayar.. " yah saya jawab mau, dan semua datanya yah bohong juga..." kata beliau
"klo gak gitu kpn kamu punya rumahnya her..." lanjutnya..
"tapi pak saya takut ntar disurvey trus ketahuan bohongnya.." polosnya gw..
"her, kamu jangan berpikir klo rumah itu hanya sebuah bangunan, rumah adalah tempat dimana kamu beribadah kepada Allah, tempat kamu berbagi kasih dgn anak dan istri, tempat kamu pulang kerja dan melepas lelah, tempat kamu bercanda, ketawa-ketawa dengan keluarga kamu nantinya, jadi tanamkan dalam hati kamu, klo kamu sekarang ini sedang berusaha untuk memiliki tempat ibadah kamu kepada allah dan tempat kamu berbagi kasih sayang dengan anak dan istri kamu" kata pak uce..

deg... iya yah, saya gak pernah kepikiran ke arah sana, pikiran saya hanyalah rumah itu ya sebuah bangunan yang ada pintu, jendela, atap, dinding dll... tapi saya gak pernah berpikir soal konsep/makna rumah yang sesungguhnya...

"Dah, sekarang kamu sholawat dan berdoa kepada Allah supaya kamu dipermudah, jadi kamu jangan mikir bohongnya, tapi mikir klo kamu itu sekarang sedang berjuang untuk kebaikan kamu di masa yang akan datang...."

Begitulah beliau, dengan bijak dan arif, menjelaskan kepada saya tentang konsep rumah, .. terus terang saya terharu ketika beliau menjelaskan itu, ingin rasanya saya memeluk beliau seperti saya memeluk ayah saya sendiri dan berkata "terima kasih ya pak..." waktu itu..

dan akhirnya, sekarang saya sudah punya rumah yang saya perjuangkan tersebut...

Dalam setiap masalah, beliau selalu menjelaskan kepada saya dengan lembut, dengan bijak, tidak seperti menggurui, tapi lebih seperti seorang teman.. beliau selalu mendengarkan keluh kesah saya dan teman2 saya dalam bekerja dengan penuh perhatian. Beliau tidak memandang remeh setiap masalah yang saya atau teman-teman saya keluhkan, beliau mendengarkan dengan khidmat sehingga kami merasa diperhatikan dan merasa dihargai. Itu membuat saya dan teman-teman saya tidak sungkan untuk meminta solusi terhadap masalah-masalah berat yang sekiranya membutuhkan keputusan seorang manager.

Pernah suatu ketika, saya sebagai pengawas disuruh membantunya dalam mengerjakan RKAP divisi Teknik untuk tahun 2012, awalnya saya senang-senang aja, tapi lama kelamaan saya ngerasa jenuh karena setiap hari pulang malam terus sedangkan saya sedang menjalankan program saya sebelum menikah (waktu tinggal 2 minggu lagi deh klo gak salah), yaitu jangan pulang terlalu malam atau bekerja terlalu keras agar badan dan pikiran saya relaks. Suatu pagi saya beliau agak sedikit menegur saya karena saya terlihat malas-malasan lalu dia memberikan saya suatu pengertian tentang pentingnya RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) terhadap perusahaan. Saya ditanya, "Kamu gak mau kan selamanya jadi pengawas?" ya saya jawab tidak, nah disitulah beliau menjelaskan tentang pentingnya RKAP, jenis2 RKAP diinstitusi negeri atau swasta dan spontan beliau bilang "Saya rasa kamu tidak akan mau jadi Pegawai Negeri" spontan juga saya jawab, "Iy, kok tw sih pak?" lalu dia bilang "Karena kalau saya perhatikan, kamu tuh seorang Adventurir".. Saya tanya "Apa tuh pak Adventurir?" beliau jawab "Sang Petualang, kamu gak suka dengan hal-hal yang monoton, kamu suka dengan hal-hal yang menantang kamu...." Saya tertawa sekaligus merasa menemukan siapa diri saya, yah... saya adalah seorang petualang...

Belakangan saya sadar, mengapa dulu saya lebih suka game petualangan dibandingan dengan game competition, saya selalu merasa penasaran apa yang terjadi dilevel berikutnya... Sekarang juga saya sadar, mengapa saya suka jalan-jalan dan selalu ingin jalan-jalan.. karena saya adalah seorang Adventurir...

Balik lagi mengenai Pak Uce, 3 bulan beliau menjadi manager teknik tapi rasanya sudah lama sekali, sudah dekat sekali dengan saya dan teman2 kantor...

Sekarang beliau sudah meninggal, saya tidak menyangka akan secepat itu, sekarang saya hanya bisa berdoa dan sewaktu2 ingin rasanya sekali2 ziarah ke makamnya... sebelum pindah kerja kemarin saya sudah ziarah, someday saya ingin ziarah lagi, sekedar curhat tentang apa2 yg saya alami, dan berdoa untuk beliau...

Terima Kasih pak atas banyak hal... Suatu hal yang sangat beruntung bisa bertemu dan mengenal bapak walaupun singkat tapi sangat bermakna..