Selasa, 02 Agustus 2011

Nerimo...

Gw pernah baca novel judulnya "Test Pack", yup.... alat tes kehamilan.... klo gak salah karangan ninit yunita deh... Gw suka sama novel itu, buat gw novel itu bermakna banget....

Novel itu menceritakan sepasang suami istri yang sudah lama menikah namun belum mempunyai anak, mereka sudah berkali-kali berkonsultasi dengan ahli kandungan tapi hasilnya nihil hingga suatu hari mereka memutuskan untuk periksa kesuburan mereka masing-masing. Keduanya takut klo salah satu dari mereka ada yang infertil atau mandul, terutama sang istri, karena umumnya, kemandulan lebih sering terjadi pada wanita. Dan ternyata bukan di wanita yang infertil tapi prianya, padahal yang sangat menginginkan anak itu adalah wanitanya. Maka si wanita tersebut sangat kecewa, dan memutuskan untuk pulang kampung meninggalkan suaminya sejenak. Selama dikampung halamannya si wanita berpikir tentang indahnya pernikahan mereka, masa-masa pacaran, dan hubungan mereka selama ini hingga akhirnya si wanita kembali dan memutuskan untuk bisa menerima suaminya apa adanya dalam keadaan mandul. Akhirnya mereka mengadopsi anak.

Apa yang menarik buat gw? Buat gw, yang menarik adalah sebuah makna yang tersimpan dari novel tersebut, "Apakah kita bisa menerima pasangan kita apa adanya, seburuk apapun, bukan ketika kita baru mengenalnya, tapi ketika kita sudah jauh mengenalnya...?"

Bila kita baru mengenalnya mungkin kita akan berusaha untuk mencari yang lebih baik, tapi bagaimana klo ternyata kita baru tahu kekurangan pasangan kita setelah kita menikahinya? Setelah kita lama mengenalnya? Setelah banyak hal yang telah kita lalui bersamanya? Setelah banyak hal yang sudah kita perjuangkan dan korbankan untuk mempertahankannya? Dan kekurangannya itu adalah hal yang sangat kita butuhkan tapi dia tidak bisa memenuhinya, seperti keturunan misalnya... Bagaimana klo kita baru tahu klo ternyata pasangan kita infertil, atau pasangan kita ternyata sudah tidak virgin, atau Mungkin kita mengharapkan pasangan kita agar bisa menopang kita dalam mengarungi rumah tangga tapi ternyata tidak bisa, Mungkin kita berharap pasangan kita pandai mendidik anak tapi ternyata tidak, atau Mungkin kita mengharapkan pasangan kita pandai mengatur keuangan rumah tangga kita tapi ternyata dia boros? Atau mungkin kita berharap pasangan kita bisa mencarikan solusi untuk setiap masalah kita, bisa nyambung dalam setiap topik pembicaraan, pandai secara akademis, enak diajak curhat dll, tapi ternyata tidak, padahal kita begitu mencintai dan membutuhkan semua itu? Mana yang kamu pilih?

Ada pepatah yang bilang, Berhasil atau Hancurnya seorang pria bisa bergantung pada pasangannya (Wanita), bagaimana klo ternyata pasangan kita malah menghancurkan kita?

Well, menurut gw, bagian tersulit dalam mempertahankan sebuah hubungan adalah ketika awalnya kita yakin bahwa dia adalah yang terbaik untuk kita hingga akhirnya kita tahu bahwa dia memiliki banyak kekurangan, dan walaupun kita sendiri tidak mungkin sempurna, tetapi kita tetap mempunyai pilihan untuk bisa menerimanya atau tidak!

Menerima itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena dengan menerimanya berarti kita telah ikhlas dan siap menanggung segala akibat dan resiko dari kekurangan tersebut....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar